SITUS RESMI KELUARGA GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA Telp: 02197754096

Tab Menu H

Sabtu, 16 Januari 2010

Tahu Berformalin Masih "Rajai" Jakarta

Tv-one: Masih ditemukannya penggunaan formalin pada produk tahu yang beredar di pasaran, membuat Forum Peduli Kesehatan Masyarakat (FPKM) prihatin. Apalagi, dari hasil penelitian yang dilakukan organisasi ini tercatat sebanyak 40 persen warga Jakarta mengonsumsi makanan tahu setiap harinya.
Untuk itu, FPKM mendesak agar instansi terkait seperti, Departemen Perindustrian, Departemen Perdagangan, Departemen Kesehatan, BPOM, maupun Polri untuk segera menekan tingkat penyalahgunaan formalin. “Pemkot Jakarta Selatan akan mengawali penertiban terhadap para pengusaha dan peredaran tahu yang masih menggunakan formalin di wilayahnya. Ini tentu langkah awal positif, semoga saja daerah lain juga melakukan hal serupa,” ujar Ketua FPKM, Basuni Suryanata Negara, dikutip dari situs Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Selasa (12/1).

Basuni menuturkan, sebanyak 97 persen dari 455 unit produsen tahu di Jabodetabek masih menggunakan formalin sebagai bahan campuran untuk pembuatan tahu. Akibatnya, terjadi penurunan tingkat kesehatan masyarakat hingga mencapai 15 persen yang disebabkan terdapatnya kontaminasi bahan kima berbahaya pada produk tahu.
Ironisnya, sambung dia, instansi-instansi terkait yang menangani masalah ini hingga kini belum juga mampu menekan tingkat penyalahgunaan penggunaan formalin. Bahkan, razia yang kerap dilakukan kepolisian serta BPOM terhadap para produsen tahu nakal belum mampu menekan atau membuat jera para pengusaha itu. “Setiap tahunnya BPOM hanya melakukan dua sampai tiga kali razia, dan maksimal hanya dua atau tiga produsen saja yang diproses secara hukum,” katanya.

Untuk membuat jera, menurutnya, aparat harus secara rutin melakukan pengawasan dan penertiban di lapangan dengan menggelar inspeksi mendadak (sidak) dan penegakan hukum secara tegas minimal seminggu sekali,” kata dia.

FPKM juga memberikan solusi untuk menindak para produsen atau pengusaha tahu nakal yang kerap mencampur bahan formalin pada bahan olahannya itu. Yakni, dengan cara melakukan penyuluhan dan sosialisasi terhadap pengusaha tahu tentang bahaya penggunaan formalin saat proses pembuatan tahu. ”Kami telah melakukan penelitian, dan hasilnya beberapa bahan seperti asap cair olahan, serta tumbuhan yang biasa dibuat jamu, bisa menjadi pengganti formalin dalam mengawetkan tahu,” katanya.

Bahaya penggunaan formalin dalam proses pembuatan tahu, selain dapat merusak kesehatan juga dapat menyebabkan kematian. Dalam kurun waktu tertentu, jika mengonsumsinya, maka formalin akan menempel dalam tubuh yang pada akhirnya akan merusak sistem pencernaan tubuh manusia dan berujung pada kematian. “Formalin akan merusak ginjal, prostat, hati, jaringan sel darah merah, otak, kanker, mutasi genetik,hingga gagal ginjal,” ungkapnya.

Asisten Perekonomian dan Administrasi Jakarta Selatan Suluh Sudiharto mengatakan, Pemerintah Kota Jakarta Selatan akan melakukan penertiban terhadap pengusaha tahu serta mengawasi peredaran tahu di pasaran. “Januari ini juga segera akan kami lakukan tindakan,” katanya.

Dia menambahkan, kegiatan itu merupakan salah satu langkah yang diambil dalam upaya Pemkot Jaksel menjadikan warganya sehat serta terhindar bahaya formalin. “Bagaimana bisa membuat sehat, jika makanan yang dikonsumsi ternyata dicampur dengan bahan yang membahayakan bagi kesehatan,” kata dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PILIH KATAGORI ANONYMOUS UNTUK BERKOMENTAR